Senin, 16 Desember 2019

Skema Serta Proses Pengendalian Keselamatan Serta Kesehatan Kerja Pada Penerapan Project Konstruksi



Project Konstruksi
Karakter Pekerjaan Project Konstruksi
• Mempunyai waktu kerja terbatas
• Menyertakan jumlahnya tenaga kerja yang besar
• Menyertakan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah
• Memilikiintensitas kerja yang tinggi
• Berbentuk multidisiplin serta multi crafts
• Memakai perlengkapan kerja bermacam, type, tehnologi, kapasitasdan keadaannya
• Membutuhkan pengerahan yang tinggi (perlengkapan, material serta tenagakerja)

Klasifikasi Project Konstruksi
1. Project Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction) Project konstruksi bangunan gedung meliputi bangunan gedung perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, tempat tinggal dan lain-lain. Sepatu safety bisa menjadi solusi untuk kamu.
2. Project Bangunan Perumahan (Residential Construction/RealEstate) Di sini project pembangunan perumahan/pemukiman (Real Estate) dibedakan dengan project bangunan gedung dengan detil yang didasarkan pada klase pembangunannya serentak dengan penyerahan prasarana prasarana penunjangnya, serta rumah susun.
3. Project Konstruksi Tehnik Sipil/Project Konstruksi eksperimen berat (Heavy Engineering Construction) biasanya project yang masuk type ini ialah proyek-proyek yang berbentuk infrastruktur seperti project bendungan, dan sebagainya.Type project ini biasanya bertaraf besar serta memerlukan tehnologi tinggi.
4. Project Konstruksi Industri (Insustrial Construction) Project konstruksi yang terhitung dalam type ini umumnya project industri yang memerlukan detail dari kriteria spesial seperti untuk kilang minyak, industri berat, industri fundamen, pertambangan, nuklir dan lain-lain.

Ketentuan mengenai K3 Project Konstruksi
Pemerintah sudah lama memperhitungkan permasalahan perlindungan tenaga kerja, yakni lewat UU No. 1 Tahun 1970Tentang Keselamatan Kerja. Sesuai perubahan zaman, pada tahun 2003, pemerintah keluarkan UU 13/2003 tentangKetenagakerjaan. Undang undang ini meliputi beberapa hal dalam perlindungan pekerja yakni gaji, kesejahteraan, agunan sosial tenagakerja, serta termasuk permasalahan keselamatan serta kesehatan kerja.Segi ketenaga kerjaan dalam soal K3 pada bagian konstruksi,ditata lewat Ketentuan Menteri Tenaga Kerja serta Transmigrasi No.PER-01/MEN/1980 Mengenai Keselamatan serta Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan. Ketentuan ini meliputi ketentuan-ketentuan tentang keselamatan serta kesehatan kerja dengan umummaupun pada setiap sisi konstruksi bangunan. Ketentuan ini lebihditujukan untuk konstruksi bangunan, sedang untuk jeniskonstruksi yang lain ada banyak segi yang belum tersentuh. Selain itu, besarnya sangsi untuk pelanggaran pada ketentuan inisangat minim yakni sejumlah seratus ribu rupiah.Jadi tindak lanjut dikeluarkannya Ketentuan Menakertrans itu, pemerintah menerbitkan Surat Ketetapan Bersama dengan Menteri Pekerjaan Biasa serta Menteri Tenaga Kerja No.Kep.174/MEN/1986-

104/KPTS/1986: Dasar Keselamatan serta Kesehatan Kerja padaTempat Pekerjaan Konstruksi. Dasar yang seterusnya disingkatsebagai ”Pedoman K3 Konstruksi” ini adalah dasar yang bisa dipandang seperti standard K3 untuk konstruksi di Indonesia.
dengan periodik (tiap tahun). Ketentuan atau dasar tehnis itu sangat mendalam serta mendalam. Hal-hal lain yang bisa dicontohadalah penerbitan brosur-brosur keterangan untuk menjawab secaraspesifik beberapa rumor penting yang ada dalam penerapan pedomanteknis di lapangan. Dasar yang dibikin dengan arah untuktercapainya keselamatan serta kesehatan kerja, tidak cuma sekedarsebagai ketentuan, semestinya dengan terus-terusan disempurnakan danmengakomodasi masukan-masukan dari pengalaman aktor konstruksidi lapangan. Dengan begitu, aktor konstruksi akansecara sadarmengikuti ketentuan untuk arah keselamatan serta kesehatan kerjanyasendiri.

Type Bahaya Konstruksi
• Terbentur
Kecelakaan ini berlangsung saat satu orang yang tidak disangka ditabrak atau ditampar suatu hal yang bergerak. Misalnya: terserang pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda asing material.
• Mengenai
yang tetap muncul karena pekerja yang bergerakterkena atau bersentuhan dengan beberapa objek. Misalnya:terserang pojok atau sisi yang tajam, menabrak pipa-pipa.
• Terjebak (caught in, caught on, caught between)
Contoh dari caught inadalah kecelakaan yang akan berlangsung jika kaki pekerja tersangkutdiantara papan-papan yang patah di lantai.Contoh dari caught onadalah kecelakaan yang muncul jika pakaian dari pekerja terserang pagar kawat. Sedang contoh dari caught betweenadalah kecelakaan yang berlangsung jika lengan atau kaki dari pekerja terlibat sisi mesin yang bergerak.
• Jatuh dari ketinggian
Kecelakaan ini banyak berlangsung, yakni jatuh dari tingkat yang lebihtinggi ke tingkat yang lebih rendah. Misalnya: jatuh dari tanggaatau atap.
• Jatuh dari ketinggian yang sama
Beberapa kecelakaan yang muncul pada type ini sering berupatergelincir, terjegal, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.
• Pekerjaan yang begitu berat
Kecelakaan ini muncul karena pekerjaan yang begitu berat yangdilakukan pekerja seperti mengusung, meningkatkan, menarik bendaatau material yang dikerjakan di luar batas potensi.
• Terserang saluran listrik
Cedera yang diakibatkan dari kecelakaan ini berlangsung karena sentuhananggota tubuh dengan alat atau peralatan yang mengandunglistrik.
• Terbakar
Keadaan ini berlangsung karena satu sisi dari badan mengalamikontak dengan percikan bunga api, atau mungkin dengan zat kimia yang panas

Karena Kecelakaan Konstruksi
1.Unsur Manusia
• Benar-benar menguasai dilingkungan konstruksi.
• Pekerja Heterogen, Tingkat kemampuan serta edukasi berlainan.
• Pengetahuan mengenai keselamatan rendah.-Perlu perlakuan spesial
Mencegah :
• Penentuan Tenaga Kerja-Pelatihan sebelum mulai kerja
• Pembinaan serta pengawasan selamakegiatan berlangsung2.Unsur Lingkungan
• Gangguan-gangguan dalam kerja, contohnya suara berisik yang terlalu berlebih bisa menyebabkan terusiknya konsentrasi pekerja.
• Debu serta material beracun, mengganggu kesehatan kerja,hingga turunkan efektivitas kerja.
• Cuaca (panas, hujan)

Mencegah:
• Dianjurkannya memakai penutup telingadan masker pada pekerja.3.Unsur Tehnis
• Terkait dengan pekerjaan kerja Project seperti pemakaian perlengkapan serta alat berat, penggalian, pembangunan, pengangkutan dan lain-lain.
• Dikarenakan keadaan tehnis serta metoda kerja yang tidakmemenuhi standard keselamatan (substandards condition).

Mencegah:
• Rencana Kerja yang baik
• Perawatan serta perawatan perlengkapan
• Pengawasan serta pengujian perlengkapan kerja
• Pemakaian metoda serta teknikkonstruksi yang aman
• Aplikasi System Manajemen Kualitas

Taktik Aplikasi K3 di Project Konstruksi
1.Kebijaksanaan K3
• Adalah asas kesuksesan K3 dalam project.
• Berisi komitment serta suport manajemen pucuk pada penerapan K3 dalam project.
• Harus disosialisasikan pada semua pekerja serta digunakansebagai asas kebijaksanaan project yang lain.

2.Administratif serta Mekanisme
• Memutuskan system organisasi pengendalian K3 dalam project.
• Memutuskan personal serta petugas yang mengatasi K3 dalam project.
• Menetapkanprosedur serta system kerja K3 sepanjang project berjalan terhitung pekerjaan serta kuasa semua faktor terkaitOrganisasi serta SDM.
• Kontraktor harus mempunyai organisasi yang mengatasi K3 yang besarnya sesuai keperluan serta cakupan pekerjaan.
• Organisasi K3 harus mempunyai asses pada penanggung jawab projek.
• Kontraktor harus mempunyai personnel yang cukup yang bertanggungjawab mengurus pekerjaan K3 dalam perusahaanyang banyaknya sesuai dengan keperluan.
• Kontraktor harus mempunyai personil atau pekerja yangcakap dankompeten dalam mengatasi tiap type pekerjaan sertamengetahui system langkah kerja aman untuk masing-masingkegiatan.
• Kontraktor harus mempunyai kelengkapan dokumen kerja serta perijinan yang berlaku.
• Kontraktor harus mempunyai Manual Keselamatan Kerja sebagaidasarkebijakan K3 dalam perusahaan.
• Kontraktor harus mempunyai mekanisme kerja aman sesuai type pekerjaan dalam kontrak yang akan dikerjakannya.

3.Identifikasi Bahaya
• Sebelum mengawali satu pekerjaan,harus dikerjakan IdentifikasiBahaya buat tahu potensibahaya dalam tiap pekerjaan.
• Identifikasi Bahaya dikerjakan bersama dengan pengawas pekerjaan danSafety Departement.
• Identifikasi Bahaya memakai tehnik yang telah bakuseperti Cek Daftar, What If, Hazops, dan lain-lain.
• Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikandengan baik serta jadikan jadi dasar dalam melakukansetiap pekerjaan.

4.Proyek Safety Ulasan
• Sesuai dengan perubahan project dikerjakan analisis K3 yangmencakup keandalan K3 dalam perancangan serta penerapan pembangunannya.
• Analisis K3 dikerjakan untuk memberikan keyakinan jika proyekdibangun dengan sstandar keselamatan yang baik sesuai kriteria.
• Kontraktor bila dibutuhkan harus lakukan proyek safetyreview untuk tiap tingkatan pekerjaan kerja yang dikerjakan,khususnya buat kontraktor EPC (Engineering-Procurement-Construction).
• Proyek Safety Ulasan mempunyai tujuan untuk menilai kekuatan bahaya dalam tiap tingkatan proyek dengan sistimatis.

5.Pembinaan serta Training
• Pembinaan serta Training K3 untuk semua pekerja dari levelterendah sampai level paling tinggi.
• Dikerjakan saat project diawali serta dikerjakan dengan periodik.Inti Pembinaan serta Latihan :Kebijaksanaan K3 project:
-Cara lakukan pekerjaan dengan aman
-Cara pengamanan serta penanggulangan genting

6.Safety Committee (Panitia Pembina K3)
• Panitia Pembina K3 adalah satu diantara penyanggakeberhasilan K3 dalam perusahaan.
• Panitia Pembina K3 adalah aliran untuk membinaketerlibatan serta kepedulian semua faktor pada K3
• Kontraktor harus membuat Panitia Pembina K3 atauKomiteK3 (Safety Committee).
• Komite K3 beranggotakan wakil dari semasing fungsiyang ada pada pekerjaan kerja.
• Komite K3 mengulas persoalan K3 dalam perusahaan sertamemberikan input serta alasan pada manajemenuntuk penambahan K3 dalam perusahaan

7.Promo K3
• Sepanjang pekerjaan project berjalan diadakan program- program Promo K3.
• Mempunyai tujuan untuk memperingatkan serta meningkatkanawareness beberapa pekerja project.
• Pekerjaan Promo berbentuk poster,banner, buletin, lomba K3dan sebagainya.
• Sebanyak-banyaknya keterkaitan pekerja.8.Safe Working Practices
• Harus diatur dasar keselamatan untuk tiap pekerjaan beresiko di lingkungan project contohnya :
-Pekerjaan Pengelasa
-Scaffolding
-Bekerja diketinggian
-Penggunaan Bahan Kimia beresiko
-Bekerja diruangan tertutup
-Bekerja diperalatan mekanis dan lain-lain

9.Skema Ijin Kerja
• Untuk menahan kecelakaan dari beberapa pekerjaan beresiko, butuh ditingkatkan system ijin kerja.
• Semua pekerjaan beresiko cuma bisa diawali bila telahmemiliki ijin kerja yang dikeluarkan oleh peranan berkuasa(pengawas project atau K3).
• Ijin Kerja berisi langkah lakukan pekerjaan, safety precautiondan perlengkapan keselamatan yang dibutuhkan

10.Safety Inspection
• Adalah program penting dalam phase konstruksi untukmeyakinkan jika tidak ada “unsafe act serta unsafe Condition”dilingkungan project.
• Peninjauan dikerjakan dengan periodik.
• Bisa dikerjakan oleh Petugas K3 atau dibuat Gabung Inspectionsemua faktor serta Sub Kontraktor.11.Equipment Inspection
• Semua perlengkapan (mekanis,power alat,alat berat dll) harusdiperiksa oleh ahlinya sebelum diperbolehkan dipakai dalam project.
• Semua alat yang sudah dicheck harus dikasih sertifikat pemakaian diperlengkapi dengan cap spesial.
• Kontrol dikerjakan dengan periodik

12.Keselamatan Kontraktor (Contractor Safety)
• Harus diatur dasar Keselamatan Konstraktor/SubKontraktor.
• Subkontraktor harus penuhi standard keselamatan yang telahditetapkan.
• Tiap sub kontraktor harus mempunyai petugas K3.
• Pekerja Subkontraktor harus dilatih tentang K3 dengan periodik.
• Contractor Safety:
-Kontraktor adalah faktor penting dalam perusahaansebagai partner yang menolong pekerjaan operasi perusahaan.
-Kontraktor riskan pada kecelakaan dalammenjalankan kegiatannya.
-Tenaga Kontraktor berbentuk sesaat.
-Kecelakaan yang menerpa kontraktor tinggi.
-Kelalaian yang dikerjakan kontraktor bisa membahayakan operasi perusahaan serta menyebabkan kecelakaan perusahaan.
-Kecelakaan yang menerpa kontraktor punya pengaruh pada kapasitas perusahaan.
• Perusahaan harus mengaplikasikan Contractor Safety Management Sistem (CSMS) CSMS ialah satu skema manajemen untuk mengurus kontraktor yang kerja di lingkungan perusahaan. CSMS adalah system mendalam dalam pengendalian kontraktor semenjak step rencana sampai penerapan pekerjaan.

13.Keselamatan Transportasi
• Pekerjaan Project menyertakan kegiatan transportasi yang tinggi.
• Pembinaan serta Pengawasan transportasi di luar serta di dalam tempat Project.
• Semua kendaraan angkutan Project harus penuhi kriteria yang diputuskan.

14.Pengendalian Lingkungan
• Sepanjang project berjalan harus dikerjakan pengendalian lingkungan secara baik merujuk dokumen Amdal/UKL serta UPL.
• Sepanjang project berjalan efek negatif harus didesak seminimal kemungkinan untuk menghindari kerusakan terhadaplingkungan.15.Pengendalian Sampah serta B3
• Pekerjaan project memunculkan sampah dalam jumlahnya besar,dalam bermacam-macam.
• Sampah harus diurus secara baik sesuai macamnya.Sampah harus selekasnya dikeluarkan dari tempat project.16.Kondisi Genting
• Butuh diatur Mekanisme kondisi genting sesuai kondisidan karakter bahaya project contohnya bahaya kebakaran,kecelakaan, peledakan dan lain-lain.
• SOP Genting harus disosialisasikan serta dilatih pada semua pekerja.17.Accident Investigation and Reporting Sistem
• Semua kecelakaan serta insiden sepanjang project harus diselidikioleh petugasyang terbiasa dengan arah untuk cari pemicu penting supaya insiden sama tidak terulang lagi.
• Semua kecelakaan/insiden harus dicatat serta dibikin analisaserta statistik kecelakaan.
• Dipakai jadi bahan dalam rapat komite K3 Project.

18.Audit K3
• Dengan periodik dikerjakan audit K3 sesuai periode waktu project.
• Audit K3 berperan untuk tahu kekurangan serta kelebihan penerapan K3 dalam project jadi input penerapan project selanjutnya.
• Jadi input dalam memberi penghargaan K3

4.4 AlatPelindungDiri
Peralatan harus yang dipakai waktu kerja sesuai dengan bahaya serta risiko kerja untuk jaga keselamatan pekerja tersebut serta orang di sekitarnya. Mengenai bentuk perlengkapan dari alat pelindung:
a) Safety helmet
Berperan jadi pelindung kepala dari beberapa benda yang bisa melukai kepala.
b) Safety belt
Berperan jadi alat pengaman saat memakai alat trasportasi.
c) Penutup telinga
Berperan jadi penutup telinga saat kerja di tempat yang berisik.
d) Kacamata penyelamatan
Berperan jadi penyelamatan mata saat kerja dari percikan.
e) Pelindung muka
Berperan jadi pelindung muka saat kerja.
f) Masker
Berperan jadi penyaring udara yang disedot di tempat yang kualitas udaranya kurang bagus.
g) Safety Shoes
Berperan kurangi efek serta menghindari terlukanya jari-jari kaki dari hantaman,tusukan atau timpaan benda yang berat serta keras saat berlangsung kecelakaan kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar